wikiberita.net Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) tingkat Kota Depok kembali menjadi ajang pembinaan generasi Qur’ani. Pada kegiatan tahun ini, para peserta dari cabang Murottal Al-Qur’an Anak-anak Putra dan Qira’at Al-Qur’an Dewasa Putra tampil di Mimbar Masjid As-Salam, Cipayung. Mereka memperlihatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan teknik yang sudah mereka pelajari sejak lama. Suasana lomba berlangsung khidmat dan penuh semangat.
Para peserta datang dengan persiapan matang. Mereka menunjukkan hafalan kuat, penguasaan tajwid, serta nada yang stabil. Dewan hakim menilai setiap bacaan dengan teliti. Setiap kesalahan makhraj atau panjang pendek huruf langsung dicatat. Momen ini menjadi panggung penting bagi peserta untuk mengukur kemampuan mereka.
MTQH Menjadi Cermin Pembinaan Qur’ani di Kota Depok
MTQH bukan hanya sekadar lomba. Kegiatan ini menjadi gambaran kualitas pembinaan tilawah di setiap kecamatan. Banyak peserta yang sudah terbiasa ikut perlombaan sejak kecil. Mereka dibina di rumah, masjid, dan lembaga pendidikan Islam. Melalui ajang seperti ini, potensi mereka semakin terlihat.
Setiap kecamatan mengirimkan peserta terbaik. Proses seleksi dilakukan berlapis. Para peserta harus melewati tahapan pembinaan sebelum tampil di panggung utama. Hal ini membuat kualitas bacaan semakin baik. Banyak peserta yang sudah memiliki gaya baca khas, sesuai karakter suara mereka.
Pemerintah Kota Depok melihat MTQH sebagai program penting untuk menjaga budaya Qur’ani. Kegiatan semacam ini juga memberi ruang bagi pemuda untuk mengenal Islam lebih dalam. Tidak sedikit peserta yang memilih jalur tilawah sebagai bagian dari perjalanan pendidikan mereka.
Suasana Lomba Penuh Kekhusyukan
Masjid As-Salam menjadi lokasi utama pelaksanaan lomba. Suasana di dalam masjid terasa tenang. Para peserta duduk rapi sambil menunggu giliran. Ketika nama dipanggil, mereka maju dengan langkah mantap. Mereka membuka mushaf dengan penuh hati-hati sebelum mulai membaca ayat.
Dewan hakim memperhatikan dari awal hingga akhir. Penilaian tidak hanya melihat teknik membaca, tetapi juga ketenangan dan adab. Setiap peserta diminta menjaga konsentrasi agar tidak salah melafalkan huruf. Banyak orang tua yang hadir memberikan dukungan. Mereka duduk di bagian belakang dan mengamati anak-anak mereka tampil.
Meski suasana tegang, para peserta tetap menampilkan bacaan terbaik. Banyak dari mereka yang sudah bertahun-tahun berlatih. Mereka terbiasa dengan kompetisi tingkat kecamatan, sekolah, hingga tingkat kota. Pengalaman ini membuat mereka tampil lebih percaya diri.
Pembinaan Jadi Kunci Lahirnya Qari Muda Berkualitas
Kemampuan peserta tidak muncul begitu saja. Ada proses panjang yang melibatkan keluarga dan pembina. Banyak peserta yang mulai belajar mengaji sejak usia dini. Mereka mengikuti kelas tahsin, berlatih membaca huruf hijaiyah dengan benar, dan belajar mengenal nada dasar tilawah.
Pembina dan guru ngaji berperan besar dalam membentuk teknik peserta. Mereka mengajarkan cara mengatur napas, memilih nada yang sesuai, dan mengontrol tempo bacaan. Dukungan keluarga juga sangat penting. Banyak orang tua yang rutin mengajak anaknya mengaji di masjid setiap hari.
Melalui pembinaan intensif, peserta bisa menampilkan bacaan yang rapi. Ajang MTQH memperlihatkan hasil kerja keras mereka. Bagi pembina, ini menjadi evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak didik berkembang.
Menanamkan Kecintaan pada Al-Qur’an Sejak Usia Dini
Tujuan utama MTQH adalah menumbuhkan rasa cinta kepada Al-Qur’an. Tidak hanya bagi peserta, tetapi juga bagi masyarakat luas. Banyak anak-anak yang terinspirasi setelah melihat peserta tampil di masjid. Mereka ikut termotivasi untuk belajar mengaji dengan lebih sungguh-sungguh.
Kegiatan seperti Murottal dan Qira’at memberikan pemahaman bahwa membaca Al-Qur’an bukan hanya soal suara indah. Peserta juga harus memahami adab, disiplin, dan kesungguhan. Hal-hal ini menjadi nilai penting yang ingin terus dikembangkan di Kota Depok.
Pemerintah dan lembaga pendidikan berharap kegiatan keagamaan seperti ini terus mendapat dukungan. Ke depannya, diharapkan semakin banyak generasi muda yang tumbuh dengan kecintaan mendalam terhadap Al-Qur’an.
Kesimpulan: MTQH Depok Bukan Sekadar Lomba, Tapi Pembinaan Jangka Panjang
MTQH Depok tahun ini kembali menunjukkan komitmen kuat masyarakat dalam menjaga tradisi membaca Al-Qur’an. Para peserta tampil percaya diri dan mampu memperlihatkan kemampuan terbaik. Pembinaan yang dilakukan di tingkat kecamatan dan keluarga jelas membuahkan hasil. Ajang ini diharapkan menjadi wadah untuk terus melahirkan qari berkualitas sekaligus memperkuat nilai-nilai Qur’ani di Kota Depok.

Cek Juga Artikel Dari Platform jelajahhijau.com
