wikiberita.net Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kudus mendapatkan tambahan koleksi baru berupa 250 eksemplar buku. Bantuan ini diberikan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Lestari Moerdijat, sebagai wujud kepedulian terhadap perkembangan literasi di Kabupaten Kudus. Kehadiran buku-buku ini diharapkan mampu meningkatkan ketertarikan masyarakat, terutama generasi muda, untuk datang ke perpustakaan dan memanfaatkan fasilitas membaca yang ada.
Penyerahan buku berlangsung di kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kudus. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Mutrikah, hadir secara langsung untuk menerima bantuan. Ia menyampaikan rasa syukur karena koleksi perpustakaan kini semakin bertambah dan bisa memberikan pilihan bacaan yang lebih beragam untuk masyarakat.
Bantuan Buku Jadi Angin Segar untuk Perpustakaan Kudus
Koleksi perpustakaan daerah selama ini kerap dianggap perlu diperbarui. Banyak pengunjung menganggap buku-buku yang tersedia belum cukup variatif. Beberapa juga menilai bahwa sebagian koleksi sudah terlalu lama dan kurang relevan bagi pembaca masa kini. Dengan hadirnya 250 buku baru, kebutuhan pembaruan koleksi ini mulai terjawab.
Mutrikah mengaku sangat senang dengan bantuan tersebut. Ia merasa perpustakaan mendapat berkah karena hadirnya tambahan koleksi yang tidak terduga. Menurutnya, buku-buku baru ini akan menjadi magnet bagi para pelajar, mahasiswa, dan warga umum yang ingin memperluas wawasan.
Ia menegaskan bahwa perpustakaan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan buku, tetapi juga ruang untuk belajar, berdiskusi, dan mengembangkan diri. Oleh sebab itu, tambahan koleksi menjadi hal yang sangat penting untuk mempertahankan minat baca masyarakat.
Dorongan dari DPR untuk Penguatan Literasi Daerah
Sebagai anggota DPR yang membidangi pendidikan, kebudayaan, riset, dan perpustakaan, Lestari Moerdijat memperlihatkan komitmennya terhadap peningkatan literasi. Ia memahami bahwa perpustakaan daerah tidak selalu memiliki anggaran besar untuk memperbarui koleksi secara rutin. Karena itu, bantuan buku merupakan salah satu cara untuk mendorong pemerataan akses bacaan berkualitas.
Buku-buku yang diberikan tidak hanya mencakup kategori pendidikan formal, tetapi juga berbagai tema lain seperti pengembangan diri, sejarah, sosial, teknologi, hingga literasi anak. Dengan variasi tersebut, perpustakaan dapat melayani kebutuhan berbagai kelompok usia.
Perhatian terhadap literasi dianggap penting karena menjadi fondasi pengembangan sumber daya manusia. Semakin kuat budaya membaca masyarakat, semakin besar peluang mereka untuk berkembang secara intelektual dan sosial.
Harapan Perpustakaan Kudus untuk Pengunjung Lebih Banyak
Mutrikah berharap buku-buku baru ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung. Ia menyadari bahwa perpustakaan harus mampu mengikuti perkembangan zaman. Masyarakat sekarang membutuhkan koleksi yang up-to-date dan sesuai kebutuhan belajar mereka.
Ia juga menilai bahwa perpustakaan bukan hanya untuk siswa atau mahasiswa. Warga umum, pekerja, ibu rumah tangga, hingga lansia tetap memiliki kesempatan untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber ilmu. Karena itu, koleksi yang lebih segar diharapkan bisa menarik semua kalangan.
Perpustakaan Kudus kini juga mulai meningkatkan layanan. Salah satu inovasi yang sedang diuji coba adalah layanan baca malam hari. Program ini dirancang untuk memberi kesempatan kepada masyarakat yang sibuk pada siang hari, terutama pekerja dan mahasiswa yang memiliki aktivitas panjang.
Layanan Baca Malam Jadi Terobosan Baru
Program baca malam ini menjadi salah satu langkah modernisasi layanan perpustakaan. Banyak masyarakat yang sebenarnya tertarik membaca, tetapi tidak sempat datang pada jam kerja biasa. Dengan membuka perpustakaan pada malam hari, akses masyarakat menjadi lebih luas.
Mutrikah mengatakan bahwa uji coba layanan ini bertujuan memetakan kebutuhan pengunjung. Jika responsnya positif, jam layanan perpustakaan bisa diperpanjang secara permanen. Ini akan menjadi kabar baik bagi masyarakat yang ingin belajar lebih nyaman pada waktu yang fleksibel.
Selain itu, keberadaan layanan baca malam juga dapat mendukung komunitas literasi lokal. Komunitas seperti klub membaca, diskusi buku, hingga kelompok belajar bisa memanfaatkan fasilitas perpustakaan sebagai ruang kegiatan.
Upaya Peningkatan Literasi Harus Melibatkan Semua Pihak
Peningkatan literasi tidak bisa dilakukan oleh perpustakaan saja. Perlu kolaborasi dengan pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, dan masyarakat. Bantuan buku dari anggota DPR ini menjadi contoh bagaimana sinergi dapat memperkuat ekosistem literasi di daerah.
Mutrikah menekankan pentingnya dukungan berbagai pihak agar perpustakaan terus berkembang. Dengan koleksi yang terus bertambah dan layanan yang ditingkatkan, perpustakaan dapat menjadi pusat kegiatan intelektual bagi seluruh warga Kudus.
Upaya seperti ini diharapkan mampu menumbuhkan generasi yang lebih kritis, cerdas, dan memiliki minat baca yang kuat. Dengan literasi yang baik, masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan berkontribusi bagi daerah.

Cek Juga Artikel Dari Platform otomotifmotorindo.org
