wikiberita – Kementerian Sosial (Kemensos) bergerak cepat merespons peristiwa ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan korban jiwa dan puluhan lainnya luka-luka. Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan bantuan darurat untuk para korban, termasuk santunan bagi keluarga yang kehilangan anggota, serta dukungan logistik dan psikososial.
- Tanggap Cepat Kementerian Sosial
Setelah menerima laporan tentang ambruknya bangunan ponpes pada awal pekan ini, Risma langsung menginstruksikan tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Sentra Terpadu Kemensos di wilayah Jawa Timur untuk turun ke lokasi. Tim tersebut ditugaskan membantu evakuasi korban, mendirikan dapur umum, serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi para santri yang selamat.
Menurut keterangan resmi, Kemensos juga telah berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Sosial setempat untuk memastikan proses penyaluran bantuan berjalan cepat dan tepat sasaran. “Kami ingin memastikan tidak ada korban yang terabaikan, baik yang dirawat maupun yang kehilangan tempat tinggal,” ujar Risma. - Bantuan Logistik dan Santunan Korban Jiwa
Kemensos telah menyiapkan berbagai bentuk bantuan, mulai dari paket logistik, makanan siap saji, selimut, tikar, hingga pakaian bersih. Bagi keluarga korban meninggal dunia, kementerian memberikan santunan duka sebesar Rp15 juta per orang. Sementara bagi korban luka berat, pemerintah menanggung biaya perawatan dan pemulihan di rumah sakit rujukan.
Selain itu, Kemensos juga akan menyalurkan bantuan tambahan berupa lumbung sosial untuk mendukung kebutuhan jangka pendek, termasuk perlengkapan sekolah bagi santri yang kehilangan barang pribadi akibat runtuhnya bangunan. - Fokus Pemulihan Psikososial
Risma menekankan bahwa bantuan tidak hanya berhenti pada aspek material, tetapi juga mencakup pemulihan mental para santri yang mengalami trauma. “Banyak anak-anak yang mengalami ketakutan luar biasa. Kami kirimkan tim layanan dukungan psikososial agar mereka bisa pulih secara emosional,” kata Risma saat ditemui di sela kunjungannya ke lokasi.
Kemensos menurunkan tim psikolog dan pendamping sosial untuk memberikan terapi kelompok dan konseling. Pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan rasa aman dan semangat belajar para santri yang menjadi korban bencana bangunan ambruk tersebut. - Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Kemenag
Dalam proses penanganan, Kemensos tidak bekerja sendiri. Risma memastikan pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk menilai kondisi infrastruktur dan kebutuhan jangka panjang pesantren. Hasil asesmen awal menunjukkan bahwa sebagian besar asrama dan ruang belajar tidak lagi layak digunakan.
“Kami akan bantu berkoordinasi agar pembangunan kembali bisa dilakukan segera. Yang penting sekarang, anak-anak harus mendapatkan tempat tinggal sementara yang aman,” ujar Risma. Pemerintah daerah juga tengah menyiapkan lokasi penampungan sementara untuk para santri agar kegiatan belajar tetap dapat berjalan meski dalam situasi darurat. - Risma Imbau Masyarakat Jaga Kewaspadaan Bangunan Tua
Dalam pernyataannya, Menteri Sosial turut mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi bangunan tua, terutama yang digunakan untuk kegiatan pendidikan atau asrama. Ia menilai, banyak fasilitas umum di berbagai daerah yang membutuhkan pemeriksaan struktur bangunan guna mencegah peristiwa serupa.
“Tragedi ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas. Jangan tunggu runtuh dulu baru diperiksa,” tegas Risma.
Kemensos memastikan penyaluran bantuan akan terus dilakukan hingga seluruh korban mendapatkan penanganan yang layak. Dalam waktu dekat, kementerian juga akan meninjau kembali sistem mitigasi sosial untuk lembaga pendidikan berbasis asrama agar lebih siap menghadapi potensi bencana struktural.
