wikiberita.net Peristiwa runtuhnya jembatan penghubung Desa Sokopuluhan dan Mencon di Kecamatan Pucakwangi menjadi sorotan publik. Jembatan yang dibangun dengan anggaran hampir dua miliar rupiah itu ambrol hanya sehari sebelum peresmian. Warga, wakil rakyat, dan pemerhati pembangunan langsung mempertanyakan kualitas proyek yang seharusnya menjadi akses penting bagi masyarakat dua desa tersebut.
Jembatan tersebut mengalami kerusakan cukup parah. Struktur bagian barat amblas hingga lima meter dengan kedalaman sekitar sepuluh meter. Retakan besar terlihat di permukaan aspal. Tanah di sekitar jembatan juga mengalami penurunan. Akibatnya, jalur kendaraan kini hanya dapat dilalui oleh sepeda motor untuk sementara.
Jembatan Ambrol Diduga Karena Tanah Belum Padat
Kerusakan jembatan ini memunculkan berbagai dugaan. Banyak pihak menilai ambrolnya jembatan disebabkan kondisi tanah yang belum padat sempurna. Curah hujan yang tinggi selama beberapa hari membuat tanah labil dan tidak mampu menahan beban konstruksi.
Sejumlah warga menyebut bahwa sejak awal pembangunan, area tersebut memang rentan longsor. Kontur tanah yang lembek sering menjadi kendala untuk struktur beton. Meski demikian, mereka tetap tidak menyangka kerusakan sebesar ini bisa terjadi berselang satu hari sebelum peresmian.
Sebagian warga merasa kecewa karena jembatan sebenarnya sangat dibutuhkan. Selama ini, akses antar desa menjadi lebih cepat karena tidak perlu memutar jauh. Namun, kerusakan mendadak membuat aktivitas warga kembali terganggu.
Anggaran Rp1,89 Miliar Dipertanyakan
Nilai proyek jembatan ini mencapai hampir Rp1,89 miliar. Dengan anggaran sebesar itu, masyarakat berharap kualitas jembatan mampu menahan cuaca ekstrem serta kondisi tanah yang kurang stabil. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan hal berbeda.
Warga mempertanyakan bagaimana pengerjaan dilakukan. Mereka bertanya-tanya apakah proses pemadatan tanah sudah sesuai standar atau tidak. Selain itu, mereka juga menyoroti pengawasan proyek yang dinilai tidak maksimal.
Anggaran yang besar seharusnya memperhatikan setiap detail teknis. Mulai dari struktur pondasi, kualitas material, hingga proses pengerjaan. Jika pengawasan kuat, kerusakan berat seharusnya bisa dihindari.
Komisi C DPRD Pati Turun Tangan
Ketua Komisi C DPRD Pati, Joni Kurnianto, langsung turun melakukan inspeksi di lokasi kejadian. Ia menyampaikan rasa kecewa dan menilai bahwa kerusakan ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap proyek berskala besar.
Menurutnya, proyek dengan nilai miliaran rupiah semestinya mendapatkan perhatian ekstra dari dinas terkait. Pengawasan yang ketat penting untuk memastikan kualitas konstruksi benar-benar sesuai spesifikasi. Jika ada tahapan yang tidak dipenuhi, hasilnya bisa fatal seperti yang terjadi.
Joni menegaskan bahwa pihaknya akan meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) memberikan penjelasan terbuka kepada DPRD dan masyarakat. Ia menekankan pentingnya transparansi dalam setiap projek pembangunan. Dengan begitu, masyarakat mengetahui bagaimana anggaran digunakan.
Komisi C juga berjanji akan rutin turun ke lapangan untuk memastikan pembangunan infrastruktur berjalan sesuai rencana. Mereka akan memantau proyek-proyek lain agar kejadian serupa tidak terulang.
DPU Diminta Bertanggung Jawab dan Jelaskan Detail Proyek
Dinas Pekerjaan Umum menjadi pihak yang paling disorot dalam kasus ini. Banyak pihak meminta DPU memberikan penjelasan mengenai perencanaan konstruksi, kualitas pengerjaan, serta pengawasan selama proses pembangunan.
Dokumen-dokumen proyek seperti desain struktur, analisa tanah, timeline pengerjaan, dan laporan pengawasan kini menjadi perhatian publik. Banyak kalangan berharap DPU dapat membuka data tersebut untuk memastikan bahwa proses pembangunan benar-benar sesuai standar.
Jika ditemukan adanya kelalaian teknis atau pengawasan, langkah tegas perlu diambil. Masyarakat menuntut agar pihak yang bertanggung jawab dikenai sanksi dan proyek diperbaiki sesuai aturan.
Warga Tuntut Perbaikan Cepat dan Transparan
Selain menuntut investigasi menyeluruh, warga berharap perbaikan dapat dilakukan segera. Akses antar desa sangat vital, terutama untuk pekerjaan, sekolah, dan kebutuhan darurat. Jika jembatan dibiarkan rusak terlalu lama, perekonomian masyarakat bisa terganggu.
Warga juga meminta agar proses perbaikan tidak sekadar dilakukan sebagai solusi sementara. Mereka berharap pembangunan ulang dilakukan dengan benar, termasuk evaluasi kondisi struktur tanah agar konstruksi baru tidak mengalami kegagalan serupa.
Transparansi menjadi tuntutan utama warga. Mereka ingin proses tender, pelaksanaan proyek, hingga pengawasan dilakukan terbuka dan profesional. Kejadian ini menjadi pelajaran bahwa pengawasan publik sangat penting dalam menjaga kualitas pembangunan.
Kesimpulan
Ambrolnya jembatan miliaran rupiah di Pati hanya sehari sebelum peresmian menjadi tamparan keras bagi dunia konstruksi dan pengelolaan anggaran daerah. Kejadian ini membuka banyak pertanyaan mengenai kualitas pekerjaan, pengawasan, serta perencanaan teknis. Pemerintah daerah dan DPRD kini berada di bawah sorotan publik untuk segera memberi penjelasan dan melakukan tindakan nyata.
Proyek bernilai besar harus memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, bukan justru menimbulkan masalah baru. Harapan warga kini tertuju pada perbaikan menyeluruh dan peningkatan kualitas pengawasan demi pembangunan yang lebih aman dan efektif.

Cek Juga Artikel Dari Platform carimobilindonesia.com
