wikiberita.net Depok kembali menegaskan diri sebagai kota yang peduli terhadap budaya membaca. Melalui Depok Literacy Fest, masyarakat diajak memperkuat semangat literasi dan kebiasaan belajar bersama. Festival ini berlangsung selama satu pekan penuh dengan beragam kegiatan menarik.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus) Kota Depok, Utang Wardaya, mengatakan bahwa penyelenggaraan tahun ini berjalan sukses. Ia menyebut festival tersebut sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah Kota Depok yang mendorong gerakan membaca inklusif.
Kolaborasi Lintas Komunitas
Yang membuat acara ini istimewa adalah kolaborasi lintas lembaga dan komunitas. Tak hanya Diskarpus, tetapi juga Karang Taruna, Duta Baca, Forum Pelajar, dan Duta Genre ikut berperan. Bahkan, partisipasi dari tingkat kelurahan hingga sekolah semakin memperkuat semangat kebersamaan.
Menurut Utang, untuk pertama kalinya festival literasi diadakan selama tujuh hari penuh. Antusiasme warga terlihat dari banyaknya peserta yang datang setiap hari. Ia menilai keberhasilan acara bukan dari jumlah kegiatan, melainkan dari dampak positif yang dirasakan masyarakat.
Gerakan Literasi yang Bermakna
Utang menegaskan bahwa Depok Literacy Fest bukan sekadar acara tahunan. Festival ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi. Ia berharap kegiatan ini bisa memperkaya pengetahuan dan mendorong kebiasaan membaca di semua kalangan.
Menurutnya, literasi adalah fondasi penting dalam membangun manusia yang cerdas. Ia juga menambahkan bahwa gerakan membaca perlu terus digerakkan melalui kegiatan yang kreatif dan melibatkan banyak pihak. Dengan begitu, literasi tidak hanya dipahami sebagai kegiatan membaca buku, tetapi juga cara berpikir yang kritis dan terbuka.
Landasan Hukum Gerakan Literasi
Semangat inklusif dalam festival ini mengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Di dalamnya dijelaskan bahwa gerakan membaca harus melibatkan masyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan daerah.
Sebagai tindak lanjut, Diskarpus Depok telah menerbitkan Peraturan Wali Kota Nomor 40 Tahun 2025 tentang Pembudayaan Gemar Membaca. Aturan ini menegaskan bahwa gerakan literasi harus dilakukan di semua tingkatan. Mulai dari keluarga, sekolah, hingga lingkungan masyarakat.
Wadah Apresiasi Bagi Pegiat Literasi
Penutupan Depok Literacy Fest juga menjadi ajang penghargaan bagi para pegiat literasi. Pemerintah Kota Depok memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang berkontribusi besar dalam menggerakkan budaya membaca.
Beberapa penerima penghargaan antara lain Perpustakaan Kelurahan Baktijaya yang dinobatkan sebagai perpustakaan kelurahan paling aktif. Selain itu, TBM Berdaya dan TBM Fam dari Kelurahan Mampang juga mendapat penghargaan atas konsistensinya dalam menjalankan kegiatan literasi.
Salah satu momen yang paling menginspirasi datang dari seorang penggiat literasi berusia 72 tahun asal Kelurahan Depok Jaya. Ia masih aktif mengelola taman bacaan masyarakat dan menjadi teladan bagi generasi muda.
Literasi Sebagai Dasar Pembangunan
Depok Literacy Fest menjadi simbol nyata bahwa literasi berperan penting dalam pembangunan manusia. Melalui kegiatan ini, pemerintah ingin menegaskan bahwa literasi bukan hanya tentang membaca buku, tetapi juga tentang memahami informasi dan berpikir kritis.
Utang menilai, masyarakat yang gemar membaca memiliki daya saing lebih baik. Mereka lebih siap menghadapi perubahan dan tantangan zaman. Karena itu, Diskarpus terus berupaya memperluas akses terhadap bahan bacaan dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan di seluruh wilayah Depok.
Masyarakat dan Sekolah Berperan Aktif
Keberhasilan festival ini tak lepas dari partisipasi masyarakat. Banyak keluarga yang kini menjadikan membaca sebagai rutinitas harian. Sekolah-sekolah juga semakin aktif mengembangkan kegiatan literasi, seperti pojok baca, lomba menulis, dan klub literasi pelajar.
Komunitas lokal pun terus bergerak. Mereka rutin mengadakan kegiatan seperti bedah buku, diskusi publik, dan pameran karya literasi. Sinergi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat menjadi kunci utama agar gerakan membaca terus hidup.
Harapan untuk Masa Depan
Depok Literacy Fest bukanlah akhir, melainkan awal dari semangat baru. Pemerintah Kota Depok berharap festival ini menjadi contoh bagi daerah lain untuk menumbuhkan gerakan membaca di wilayah masing-masing.
Utang Wardaya menyampaikan bahwa literasi adalah cahaya pengetahuan. Ia berharap semangat membaca terus tumbuh di setiap rumah, sekolah, dan komunitas. Dengan kolaborasi yang kuat, Depok ingin menjadi kota yang tak hanya maju secara teknologi, tetapi juga unggul dalam budaya literasi.
Komitmen Berkelanjutan
Melalui Depok Literacy Fest, Pemerintah Kota Depok menegaskan komitmennya untuk terus membangun budaya literasi inklusif. Upaya ini akan berlanjut melalui kerja sama lintas sektor, mulai dari lembaga pendidikan hingga komunitas warga.
Semangat literasi kini bukan lagi milik kalangan tertentu. Ia telah menjadi gerakan bersama yang melibatkan seluruh masyarakat. Dengan semangat itu, Depok optimis mampu menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing tinggi di masa depan.rah bagi seluruh warga kota.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritabumi.web.id
