wikiberita – Proses evakuasi korban runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, terus berlangsung di tengah kondisi medan yang sulit dan cuaca yang tidak menentu. Namun, tim penyelamat menghadapi kendala tak terduga — banyak anggota Tim SAR mengalami gatal-gatal dan iritasi kulit setelah berjam-jam bekerja di reruntuhan bangunan. Meski demikian, semangat mereka tak surut untuk mengevakuasi korban yang masih tertimbun.
- Kondisi di Lokasi Bencana dan Tantangan Evakuasi
Hingga Kamis malam, proses pencarian korban di lokasi ponpes yang ambruk total itu masih dilakukan secara manual. Lumpur, debu semen, dan genangan air bercampur dengan sisa bahan bangunan, membuat kondisi kerja sangat berat. Beberapa relawan melaporkan bahwa suhu panas dan lembap memperparah kondisi fisik para petugas. “Kami harus bergantian karena kulit mulai terasa perih dan gatal di bagian tangan serta leher,” ujar salah satu anggota Basarnas Surabaya, Dimas. Ia menambahkan bahwa sebagian besar tim tetap bertahan karena khawatir masih ada korban yang belum ditemukan. - Penyebab Gatal-Gatal: Campuran Debu, Bahan Bangunan, dan Air Kotor
Menurut keterangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, iritasi yang dialami para petugas disebabkan oleh paparan debu semen dan air tercemar di sekitar lokasi reruntuhan. Bahan kimia yang terbawa dari sisa bangunan, termasuk kapur dan asbes, berpotensi menyebabkan dermatitis kontak. “Kami sudah menyiapkan salep antiseptik dan cairan pembersih untuk meredakan gejala,” ujar Kepala Dinkes Sidoarjo, dr. Wenny Kurniasih. Tim medis lapangan juga membagikan masker tambahan dan sarung tangan sekali pakai untuk mengurangi risiko paparan langsung. - Kondisi Korban dan Upaya Pencarian Lanjutan
Berdasarkan data terakhir dari BPBD Jawa Timur, sebanyak 10 orang meninggal dunia dan lebih dari 100 santri berhasil diselamatkan. Namun, petugas masih berupaya mencari dua santri yang dilaporkan hilang. Proses pencarian dilakukan dengan bantuan alat berat, namun tetap mengutamakan kehati-hatian agar tidak merusak struktur sisa bangunan. Kepala Kantor SAR Surabaya, Wahyu Pambudi, menyebut bahwa medan yang tidak stabil membuat proses penyelamatan membutuhkan waktu lebih lama. “Setiap kali alat berat bergerak, tanah ikut bergeser. Itu sebabnya tim sering harus berhenti dan mengecek ulang posisi korban,” ujarnya. - Dukungan Pemerintah dan Lembaga Sosial
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bersama Kementerian Sosial telah mendirikan posko bantuan di halaman masjid dekat lokasi. Bantuan logistik, makanan siap saji, serta obat-obatan terus mengalir dari berbagai lembaga kemanusiaan. Menteri Sosial yang meninjau langsung lokasi kejadian menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim penyelamat yang bekerja tanpa henti meski dalam kondisi sulit. “Kami melihat sendiri dedikasi para petugas. Bahkan dengan luka dan rasa gatal, mereka tetap bekerja. Ini wujud kemanusiaan yang luar biasa,” katanya. Pemerintah juga menjanjikan santunan bagi keluarga korban meninggal dunia dan bantuan pemulihan psikologis bagi para santri yang selamat. - Upaya Pencegahan dan Evaluasi Bangunan Ponpes
Dinas PUPR Sidoarjo akan melakukan audit terhadap struktur bangunan pondok pesantren di wilayahnya, setelah ditemukan indikasi bahwa konstruksi Ponpes Al Khoziny tidak sesuai standar tahan gempa. Pemerintah daerah menegaskan bahwa semua lembaga pendidikan berasrama akan diwajibkan melaporkan hasil uji kelayakan bangunan setiap dua tahun. “Kita tidak ingin tragedi serupa terulang. Keselamatan para santri harus menjadi prioritas,” ujar Kepala Dinas PUPR, Bambang Nurcahyo.
Sementara itu, kondisi Tim SAR yang mengalami gatal-gatal kini mulai membaik setelah mendapatkan penanganan medis. Meski fisik mereka belum sepenuhnya pulih, sebagian besar menyatakan siap kembali bekerja hingga seluruh korban ditemukan.
Peristiwa ini menjadi pengingat betapa beratnya tugas para penyelamat di lapangan. Di tengah keterbatasan alat dan risiko kesehatan, mereka tetap menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan nyawa. Pemerintah dan masyarakat pun diharapkan terus memberi dukungan agar proses evakuasi dapat berjalan cepat dan aman bagi semua pihak.
