
Dua unit kendaraan taktis (rantis) Panser Anoa milik TNI terlihat siaga di halaman Kejaksaan Agung (Kejagung) RI, Jakarta Selatan, pada Selasa pagi (5/8). Kehadiran kendaraan militer tersebut sempat mengundang perhatian publik dan memunculkan beragam spekulasi di media sosial.
Warganet ramai membagikan foto dan video yang menampilkan panser berwarna hijau loreng dengan personel bersenjata lengkap, berjaga di area Gedung Bundar Kejagung. Tak sedikit yang mempertanyakan maksud kehadiran panser tersebut, mengingat situasi di lokasi relatif kondusif.
Penjelasan dari Kejagung
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Ketut Sumedana, akhirnya buka suara. Ia memastikan bahwa kehadiran panser Anoa itu merupakan bagian dari pengamanan rutin yang melibatkan unsur TNI, bukan karena adanya situasi darurat.
“Itu bagian dari pengamanan terpadu. Tidak ada hal luar biasa. Sinergi antara Kejaksaan dengan TNI memang terjalin dalam beberapa kegiatan, termasuk dalam pengamanan obyek vital negara,” ujar Ketut kepada wartawan di Kejagung, Selasa (5/8).
Ia menegaskan bahwa tidak ada kaitan antara kehadiran panser tersebut dengan pemeriksaan tokoh atau kasus tertentu yang tengah ditangani Kejaksaan.
“Jangan disalahartikan. Tidak ada penangkapan atau penggeledahan terkait tokoh publik hari ini. Ini murni pengamanan biasa,” tambahnya.
Bukan Kali Pertama
Panser Anoa tersebut diparkir di sisi depan dan samping Gedung Utama Kejagung. Beberapa personel bersenjata terlihat siaga di sekitar area. Meski begitu, aktivitas di dalam gedung berlangsung normal seperti biasa.
Menurut informasi dari sumber internal, pengamanan serupa juga pernah dilakukan sebelumnya pada momen-momen tertentu seperti sidang perkara besar atau pelimpahan tersangka korupsi kelas kakap.
Klarifikasi TNI
Sementara itu, pihak TNI juga memberikan klarifikasi. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Nugraha Gumilar, menyebutkan bahwa keberadaan panser merupakan bentuk dukungan pengamanan sesuai permintaan koordinasi dengan pihak Kejagung.
“Itu prosedur biasa. Kalau ada permintaan bantuan pengamanan dari lembaga negara, TNI siap dukung dengan pertimbangan teknis. Tidak perlu dibesar-besarkan,” ujarnya singkat.
Meski situasi di sekitar institusi negara dinyatakan aman, kehadiran dua panser tempur tetap memicu perhatian warga dan media. Publik pun berharap agar pihak berwenang memberikan transparansi berkelanjutan terkait pengamanan tersebut guna menghindari berbagai spekulasi yang bisa menimbulkan kekhawatiran. (sumber: dailyinfo).